Thursday, April 25, 2013

Tehnik Range of Motion (ROM) dalam keperawatan


Add caption

Definisi ROM              

 Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormalJenis ROM

1.      ROM PasifLatihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

2.      ROM AktifLatihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif
Tujuan ROM

1. Mempert ahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah ke lainan bentukPerinsip Dasar Latihan ROM


1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,    diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,    lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian       yang di curigai mengalami proses penyakit.6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau    perawatan rutin telah di lakukan.


Manfaat ROM
1.  Meningkatkan mobilisasi sendi

2.  Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
3.  Meningkatkan massa otot
4.  Mengurangi kehilangan tulang
5.Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
6. Mengkaji tulang sendi, otot
7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
8. Memperlancar sirkulasi darah
9 Memperbaiki tonus otot

·         ROM pasif post operasi fraktur femurPerawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dan menganti posisi akan meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya bekuan darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat klien terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki membentuk lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara bergantian pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi lutut cecara bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari permukaan tempat tidur secara bergantian.Latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot.


 ROM aktif post operasi fraktur femurPasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat.Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang di perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani mengerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang peristaltik usus sehingga pasien cepat platus, menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari kontraktur sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan dekubitus. Menurut Garrison, (2002) Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan intervensi bedah ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3 latihan aktif (ROM) yang di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4 berjalanlah pada cara berjalan tiga titik dengankruk axilla pembantu berjalan standar dan kemudian penahan berat badan sesuai toleransi

Gerak gerakan ROM

1. Leher, spina, serfikalFleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearahsetiap bahu, rentang 40-45°Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,rentang 180° Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


2. BahuFleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan keposisi di atas kepala, rentang 180°Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang180°Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang45-60°Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengantelapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°Adduksi: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuhsejauh mungkin, rentang 320°Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang 90°Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


3. SikuFleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depansendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°


4. Lengan bawahSupinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tanganmenghadap ke atas, rentang 70-90°Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang 70-90°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


5. Pergelangan tanganFleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lenganbawah, rentang 80-90°Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lenganbawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°


Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauhmungkin, rentang 89-90°Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang30°Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang30-50°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


6. Jari- jari tanganFleksi : Membuat genggaman, rentang 90°Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,rentang 30-60°Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,rentang 30°Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


7. Ibu jariFleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,rentang 90°Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tanganyang samaUlang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


8. PinggulFleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang90-120°Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang30-50°Abduksi: Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang30-50°Adduksi: Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihijika mungkin, rentang 30-50°Rotasi dalam :Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkarUlang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


9. LututFleksi: Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°Ekstensi: Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

10. Mata kakiDorsifleksi: Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,rentang 20-30°Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang 45-50°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


11. KakiInversit: Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°Eversi: Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.


12. Jari-Jari KakiFleksi: Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°Ekstensi: Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°                                                                                   Abduksi: Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang15°Adduksi: Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR



A. PENGERTIAN:

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.

B. TUJUAN:

1. Melatih ototo skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)

C. PERSIAPAN MEMINDAHKAN KLIEN KEATAS TEMPAT TIDUR

1. Kaji tingkat kenyamanan,toleransi aktivitas,kekuatan otot dan mobilisasi klien
2. Tinggi kan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja
3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi sebelumnya
4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
5. Jelaskan prosedur pada klien
6. Cuci tangan
7. letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur terkunci

D. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Persiapan lingkungan yang harus di perhatikan adalah:
1. Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien (kondusif)
2. Tutup pintu atau gorden menjaga privacy pasien




LANGKAH-LANGKAH MEMINDAHKAN KLIEN YANG TAK BERDAYA KEATAS TEMPAT TIDUR(1 PERAWAT)

1. lengkapi persiapan diatas
2. letakkan klien bersandar dengan bagian kepala tempat tidur rata.berdiri di satu sisi tempat tidurmemudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh dan mengurangi tarikan gravitasi tubuh klien bagian atas
3. tempatkan bantal dibagian kepala tempat tidurmencegah kepala klien membentur tempat tidur
4. mulai pada kaki klien.hadapkan kaki tempat tidur pada sudut 45.letakakan kaki terbuka dengan kaki yang terdekat kepala dari tempat tidur di belakang kaki yang lain.fleksikan lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi kaki klien.pindahkan berat badan perawat dari kaki depan ke kaki belakang dan geser kaki klien sejajar bagian kepala tempat tidurpengaturan posisi dimuilai pada kaki klien karena lebih ringan dan lebih mudah.menghadap arah gerakan menjamin keseimbangan yang tepat.pemindahan berat badan perawat mengurangi gaya yang diperlukan untuk menggerakan beban.gerakan diagonal memungkinkan menarik sesuai arah gaya.fleksikan lutut mendekati pusat gravitasi dan menggunakan otot paha dari pada otot punggung.
5. bergerak sejajar pada pinggul klien.fleksi lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi pinggul klienmempertahan kan kesejajaran tubuh perawat yang sesuai.dekatkan objek sedekat mungkin dengan perawat untuk dipindahkan dan rendahkan pusat gravitasi.gunakan otot paha daripada otot punggung.
6. geser pinggul klien sejajar arah kepala tempat tidurmeluruskan kaki dan pinggul klien.
7. pindahkan kepala klien dan bahu klien secara parallel.fleksikan lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa tinggi lengan dengan tubuh klienmempertahan kan kesejajaran tubuh yang sesuai.
8. masukkan lengan perawat yang terdekat bagian kepala tempat tidur kebawah leher klien,dengan tangan memegang kebawah dan menyokong bahumempertahankan kesejajaran tubuh dan mencegah cidera selama pergerakan
9. letakakan lengan perawat yang lain dibawah punggung bawah klienmenyokong berat badan klien dan mengurangi friksi
10.geser tubuh,bahu,kepala dan leher klien secara diagonal kearah kepala tempat tidurmeluruskan kembali tubuh klien disis tempat tidur
11.tinggikan sisi bergerak.pindahkan kesisi tempat tidur yang lain dan rendahkan sisi bergerakmelindungi klien jatuh dari tempat tidur
12.pusat klien ditengah tempat tidur,pindahkan tubuh pada ketiga bagian yang samamempertahan kan kesejajaran tubuh,memberikan ruang yang cukup untuk bergerak,dan ,member keamanan pada klien

MEMBANTU KLIEN PINDAH KEATAS TEMPAT TIDUR(1/2 PERAWAT)

1. lengkapi Persiapan
2.letakkan klien bebaring pada bagian kepala tempat tidur ratamemudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh.mengurangi tarikan gravitasi pada tubuh klien bagian atas
3.letakkan bantal dikepala tempat tidurmencegah kepala klien membentur tempat tidur
4.hadapkan kepala tempat tidur
a.jika 2 perawat membantu klien setiap perawat harus meletakkan satu lengan nya dibawah bahu klien,dan lengan lain berada dibawah paha
b.posisi alternative.posisi satu perawat dibagian atas tubuh klien.lengan perawat yang terdekat dengan bagian kepala tempat tidur harus berada dibawah kepala klien dan berlawanan dengan bahu.lengan lain harus dibawah lengan terdekat dari bahu klien.posisi perawat lain berada pada bagian bawah tubuh klien.lengan perawat harus berada dibawah punggung bagian bawah dan batang tubuh klien
5.letakkan kaki terbuka dengan kaki terbuka dibagian kepala tempat tidur dibelakang kaki yang lain.
6.minta klien untuk memfleksikan lututnya dengan kaki rata pada tempat tidurmemudahkan klien mnggunakan otot femoral selama bergerak
7.instruksikan klien untuk memfleksikan lehernya,miringkan dagu kearah dadamencegah hyperekstensi pada leher
8.instruksikan klien untuk membantu dengan mendorong kakinya pada permukaan tempat tidurmeningkatkan mobilisasi klien
9.fleksikan lutut dan pinggul perawat,bawa lengan bawah perawat lebih dekat tempat tidur
10.instruksikan klien untuk mendorong dengan tumitmempersiapakn klien pindah
11.pada hitungan ketiga,goyang dan ubah berat dari kaki depan ke kaki belakangmenggoyang memungkinkan perawat mencapai keseimbangan

E.TEKNIK MEMINDAHKAN KLIEN

a. PERSIAPAN UNTUK TEKNIK MEMINDAHKAN

a.kaji kekuatan otot,mobilisasi sendi,paralisis atau pareksis,hypotensi ortostatik,toleransi aktivitas,tingkat kesadaran,tingkat kenyamanan dan kemampuan klien mengikuti instruksi.
b.siapkan peralatan dan persediaan yang dibutuhkan
-transferbelt(bila diperlikan )mengurangi resiko cidera.
-kursi roda(posisi pada sudut 45 dari tempat tidur,rem terkinci,memindahkan kaki istirahat,rem tempat tidur terkunci)
-brankar(posisi tempat tidur pada sudut 90,rem brankar terkunci,rem tempat tidur terkunci)
c.jelaskan prosedur pada klien
d.tututp pintu dan gorden
e.cuci tangan


b. MEMBANTU KLIEN BERJALAN DARI KURSI RODA KETEMPAT TIDUR

Seperti halnya tindakan lain,membantu pasien berjalan memerlukan persiapan.perawat mengkaji toleransi terhadap aktivitas,kekuatan,adanya nyeri,koordinasi dan keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan pasien.aktivitas ini mungkin memerlukan alat seperti kruk,tongkat dan walker.namun pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini meskipun tanpa menggunakan alat.

TUJUAN:

1.memulihkan kembali toleransi aktivitas
2.mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksit otot

PROSEDUR KERJA

1.jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.cuci tangan
3.minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan perawat
4.berdiri disamping pasien berpegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
5.bantu pasien untuk jalan ketempat tidur
6.observasi respon pasien saat berdiri dari kursi roda
7.cuci tangan setelah prosedur dilakukan
8.catat tindakan dan respon pasien



MEMBANTU KLIEN DUDUK DITEMPAT TIDUR

a.melengkapi persiapan
b.letakkan klien pada posisi terlentang
c.pindahkan bantal dari tempat tidur klien
d.hadap kebagian kepala tempat tidur
e.letakkan kaki terbuka dengan kaki yang tertdekat tempat tidur dibelakang kaki yang lain
f.letakkan tangan yang terjauh dari klien dibawah bahu,menyookong kepala dan vertebra servikal
g.letakkan tangan lainnya diatas permukaan tempat tidur
h.tinggikan klien pada posisi duduk dengan mengubah berat perawat dari kaki depan ke belakang
i.dorong berlawanan dengan tempat tidur menggunakan lengan yang terletak dipermukaan tempat tidur




DEMOSTRASI PEMINDAHAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR


1.komunikasikan dengan pasien tindakan yang akan di lakukan dan prosedurnya.
2.bersihkan tempat tidur pasien.
3.cuci tangan
4.pasang handskun
5.dekatkan kursi roda pasien ke tempat tidur.
6.kunci kursi roda pasien untuk memundahkan memindahkan pasien.
7.angkat kaki pasien secara perlahan
8.suruh pasien memegang bahu perawat
9.bantu pasien berdiri dan berjalan ke tempat tidur
10.pasien di dudukkan di tempat tidur.
11.perawat memegang kaki dan punggung pasien supaya pasien mudah tidur.
12.setelah pasien nyaman di tempat tidur
13.perawat minta izin untuk mengakhiri pertemuannya dengan perawat.



KESIMPULAN

Pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur dilakukan karena kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur. serta memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

Peran perawat dalam hal ini adalah membantu pasien pindah dari kursi roda ketempat tidur tujuannya melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse,memberikan kenyamanan, mempertahankan kontrol diri pasien, memungkinkan pasien untuk bersosialisasi, memudahkan perawat yang akan mengganti seprei.

PROSEDUR TINDAKAN MOBILISASI


Pengertian mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas (kosier, 1989).
Tujuan dari mobilisasi antara lain :
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Mobilisasi
Gaya hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat .
 Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
Tipe persendian dan pergerakan sendi
Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 macam persendian yaitu sendi yang dapat digeragan (diartrosis) dan sendi yang tidak dapat digerakan (siartrosis).
Toleransi aktifitas
Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler seperti Angina pektoris, Infark, Miokard atau pada klien dengan immobilisasi yang lama akibat kelumpuhan.Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisasi, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi.
Tanda – tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain :
a) Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
b) Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi orthostatik.
c) Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal.
d) Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan.
e) Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak stabilan
    posisi tubuh.
f) Status emosi labil.
Masalah fisik
Masalah fisik yang dapt terjadi akibat immobilitasi dapat dikaji / di amati pada berbagai sistim antara lain :
Masalah muskuloskeletal
Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral, tulang dan kerusakan kulit.
Masalah urinary
Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran ,infeksi saluran kemih dan inkontinensia urine.
Masalah gastrointestinal
Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan,diarrhoe dan konstipasi.
Masalah respirasi
Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2).
Masalah Kardiovaskuler
Terjadinya hipotensi orthostatik, pembentukan trombus.
Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain :
1. Perbaikan status gisi
2. Memperbaiki kemampuan monilisasi
3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif
4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh).
5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya  
    dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.
Macam – macam posisi klien di tempat tidur
1. Posisi fowler (setengah duduk)
2. Posisi litotomi
3. Posisi dorsal recumbent
4. Posisi supinasi (terlentang)
5. Posisi pronasi (tengkurap)
6. Posisi lateral (miring)
7. Posisi sim
8. Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki)

PENGATURAN POSISI
Pengaturan posisi yang dapat dilakukan pada pasien ketika mendapatkan perawatan,dengan tujuan untuk kenyamanan pasien, pemudahan perawatan dan pemberian obat,menghindari terjadinya pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh tertentu.Pengaturan posisi antara lain adalah :

Posisi Fowler
Posisi setengah duduk atau duduk, bagian kepala tempat tidur lebih tinggi ataudinaikkan. Untuk fowler (45-90°) dan semifowler(15°-45°). Dilakukan untuk mempertahankankenyamanan, memfasilitasi fungsi pernapasan, dan untuk pasien pasca bedah.
Cara Pelaksanaan :
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 
b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi untuk fowler
      ( 90°) dan Semi fowler ( 30 - 45° ).
d. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

Posisi Sim
Posisi miring ke kanan atau ke kiri. Dilakukan untuk memberi kenyamanan dan untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rektum atau pemberian huknah atau obat-obatan lain melalui anus.
Cara Pelaksanaan :
a.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 
b.Pasien dalam keadaan berbaring. Kemudian apabila dimiringkan kekiri dengan posisi badansetengah telungkup, maka lutut kaki kiri diluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan kedada. Tangan kiri di belakang punggung dan tangan kanan didepan kepala.
c.  Bila pasien miring kekanan, posisi bdan setengah telungkup dan kaki kanan lurus,sedangkan lutut dan paha kiri ditekuk dan diarahkan ke dada. Tangan kanan dibelakang punggung dan tangan kiri didepan kepala.

Posisi Trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak, dan pada pasien shock dan pada pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya.
Cara Pelaksanaan :
a.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 
b.Pasien dalam keadaan berbaring terlentang. Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat
   tidur pasien, serta berikan bantal dibawah lipatan lutut
c.Pada bagian kaki tempat tidur, berikan balok penopang atau atur tempat tidur secara khusus
   dengan meninggikan bagian kaki pasien.

Posisi Dorsal Recumbent
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatastempat tidur. Dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
Cara Pelaksanaan:
a.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 
b.Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah di buka
c.Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan
    kedua kaki.
d.Pasang selimut

Posisi Litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Cara Pelaksanaan :
a.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 
b.Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, angkat kedua paha dan tarik ke arah perut.
c.Tungkai bawah membentuk sudut 90° terhadap paha.
d.Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi litotomi
e.Pasang selimut

Posisi Genu Pektoral
Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atastempat tidur. Dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid dan untuk membantumerubah letak kepala janin pada bayi yang sungsang.
Cara Pelaksanaan :
a.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 
b.Anjurkan pasien untuk berada dalam posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
   menempel pada kasur tempat tidur 
c.Pasang selimut pada pasien
MOBILISASI DENGAN MEMBERIKAN POSISI MIRING
Tujuan :
1. Mempertahankan bady aligment
2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Mengurangi Meningkatkan rasa nyaman
4. kemungkinan terjadinya cedera pada perawat maupun klien
5. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi :
1. Penderita yang mengalami kelumpuhan baik hemiplegi maupun para plegi
2. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi
3. Penderita yang mengalami pengobatan (immobilisasi)
4. Penderita yang mengalami penurunan kesadaran
Persiapan :
1. Berikan penjelasan kepada klien maksud dan tujuan di lakukan tindakan mobilisasi ke posisi
    lateral.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan untuk membatasi penyebaran kuman 
3. Pindahkan segala rintangan sehingga perawat leluasa bergerak.
4. Siapkan peralatan yang di perlukan.
5. Yakinkan bahwa klien cukup hangat dan privasi terlindungi.
Saran – saran atau hal – hal yang harus di perhatikan :
1. Perawat harus mengetahui teknik mobilisasi yang benar
2. Bila klien terlalu berat pastikan mencari pertolongan
3. Tanyakan kepada dokter tentang indikasi dan kebiasaan dilakukannya mobilisasi
Persiapan alat :
1. Satu bantal penopang lengan
2. Satu bantal penopang tungkai
3. Bantal penopang tubuh bagian belakang
Cara kerja :
1. Angkat / singkirkan rail pembatas tempat tidur pada sisi di mana perawat akan melakukan
    mobilisasi
2. Pastikan posisi pasien pada bagian tengah tempat tidur, posisi supinasi lebih mudah bila di
    lakukan mobilisasi lateral
3. Perawat mengambil posisi sebagai berikut :
a) Perawat mengambil posisi sedekat mungkin menghadap klien di samping tempat tidur lurus
    pada bagian abdomen klien sesuai arah posisi lateral (misalnya; mau memiringkan kekanan
    ,maka perawat ada di samping kanan klien
b) Kepala tegak dagu di tarik ke belakang untuk mempertahankan punggung pada posisi
    tegak.
c) Posisi pinggang tegak untuk melindungi sendi dan ligamen.
d) Lebarkan jarak kedua kaki untuk menjaga kestabilan saat menarik tubuh klien
e) Lutut dan pinggul tertekuk / fleksi

4. Kemudian letakan tangan kanan lurus di samping tubuh klien untuk mencegah klien terguling
    saat di tarik ke posisi lateral (sebagai penyangga).

5. Kemudian letakan tangan kiri klien menyilang pada dadanya dan tungkai kiri menyilang diatas
    tungkai kanan dengan tujuan agar memberikan kekuatan sat di dorong.

6. Kemudian kencangkan otot gluteus dan abdomen serta kaki fleksi bersiap untuk melakukan
     tarikan terhadap tubuh klien yakinkan menggunakan otot terpanjang dan terkuat pada tungkai
    dengan tujuan mencegah trauma dan menjaga kestabilan.

7. Letakan tangan kanan perawat pada pangkal paha klien dan tangan kiri di letakan pada bahu
    klien.

8. Kemudian tarik tubuh klien ke arah perawat dengan cara :
a) Kuatkan otot tulang belakang dan geser berat badan perawat ke bagian pantat dan kaki.
b) Tambahkan fleksi kaki dan pelfis perawat lebih di rendahkan lagi untuk menjaga
     keseimbangan dan ke takstabil
c) Yakinkan posisi klien tetap nyaman dan tetap dapat bernafas lega

9. Kemudian atur posisi klien dengan memberikan ganjaran bantal pada bagian yang penting
    sebagai berikut :
a)      Tubuh klien berada di sampingdan kedua lengan berada di bagian depan tubuh dengan
       posisi fleksi, berat badan klien tertumpu pada bagian skakula dan illeum. Berikan bantal
      pada bagian kepala agar tidak terjadi abduksi dan adduksi ada sendi leher.
b)   Kemudian berikan bantal sebagai ganjalan antara kedua lengan dan dada untuk mencegah
      keletihan otot dada dan terjadinya lateral fleksi serta untuk mencegah / membatasi fungsi
     internal rotasi dan abduksi pada bahu dan lengan atas.

10. Berikan ganjalan bantal pada bagian belakang tubuh klien bila di perlukan untuk memberikan
     posisi yang tepat

11. Rapikan pakayan dan linen klien serta bereskan alat yang tidak di gunakan.

12. Dokumentasikan tindakan yang telah di kerjakan.

Total Pageviews

Translate

Followers

 

© 2013 BLOG WENDY GOXIL. All rights resevered. Designed by Templateism | Blogger Templates

Back To Top